Beberapa hari ini, gw lagi pusing cari satu buku....dua sih benernya yang dua-duanya pengarangnya bernama Mitch Albom. Gw pertama kali denger nama Mitch Albom ini pas gw iseng ke TGA terus liat buku judulnya The Five People You Meet In Heaven. Gw tertarik ama judulnya, karena judulnya nggak biasa banget, tapi tidak cukup tertarik buat membeli. huahauhauhauua...Nah beberapa hari yang lalu, di koran ada resensi tentang buku terbarunya si Mitch Albom yang judulnya For One More Day. Dari resensinya sih tuh buku lumayan bagus. Ngajarin kita buat menghargai orang-orang yang kita sayangi sebelum mereka bener-bener hilang dari kehidupan kita. Berawal dari situ, gw jadi search di internet tentang buku-bukunya dia yang lain. Sampailah gw ke bukunya dia yang pertama berjudul Tuesdays with Morrie. Tuesdays with Morrie itu adalah kumpulan catatan berdasarkan pertemuan si Mitch dengan Morrie, sang professor dulu di tempat dia kuliah yang saat itu sedang sekarat alias dying kalau mau dikeren-kerenin bahasanya. Mereka janji untuk ketemuan tiap hari selasa untuk membahas tentang apa arti kehidupan dan kematian plus dying itu tadi. Yang buat gw tertarik buat nyari (which is ga nemu-nemu sampe sekarang.huhuhu) dan beli adalah sikap yang diambil Morrie ketika dia divonis dokter dia punya penyakit yang gw ga ngerti apaan dan saat itu dia dalam keadaan sekarat dan yang lebih parah, dia akan mati. Saat itu, dia bilang, dia punya dua pilihan. Dia bisa menangis menyesali dan meratapi tapi di lain sisi dia bisa memilih untuk tegar, bersemangat, and making all the best of the rest of his life. And he chose the second one.
Suatu ketika, temannya meninggal dunia dan dia menghadiri pemakamannya. Dan waktu dia pulang, dia menangis. Dia bilang (nggak jelas ke siapa) kalau sayang banget...mereka semua yang ada disana mengatakan hal-hal yang indah, kata-kata yang menyentuh hati. Tapi sayang dia yang meninggal tidak bisa mendengarnya. Kemudian dia berinisiatif untuk mengadakan living funeral. Dia ngumpulin semua orang. Teman-teman, saudaranya, keluarganya dan mereka disuruh membuat funeral speech, sama seperti ketika mereka mengatakan semua kata-kata yang mereka ucapkan waktu acara pemakaman. Mereka menangis, mereka terharu, mereka tertawa bersama-sama. Bedanya, Morrie masih bisa medengar mereka berkata-kata, mendengar mereka mengeluarkan isi hati mereka...sebelum ia tidak bisa mendengarkannya lagi di lain waktu. So touching. Dari situ gw jadi mikir, apa gw juga bisa kayak Morrie kalau suatu saat gw mengalami hal yang sama. Apa gw bisa tetep semangat and make the best of the rest in my life? Dan yang lebih penting lagi, apa gw sama seperti orang-orang yang ngasih speech di funeral, yang omong semua kata-kata manis dan unspoken words mereka selama ini ke orang yang sudah terlanjur nggak ada lagi bersama gw.
Maybe this is the time for me to say more words, express more love to everyone I love before I can't have a chance anymore. Before I am no longer be with them. At least, I want them to know as long as I can be with them, how much I love them, how much I thank God for meeting me with them in this life and share everything with them. I think I need to start it now. I think I need to express more, love more, and not leave one single day without feeling so thankful about them.
Dari situ dan pas baca resensinya itu di internet, gw rasanya pengen cepet-cepet lari aja ke toko buku buat beli. But what ashame, d TGA nggak ada, di Gramedia juga nggak ada. Pertanyaan berikutnya adalah, gw harus cari dimanaaaaaa???? huhuhhuhuhuhuhuhuhu
Akhirnya, daripada susah payah ke tokok buku nggak dapet apa-apa, gw mutusin beli novelnya dia yang terbaru itu..For One More Day. Gw benernya nggak seberapa tertarik ama bukunya dia yang itu. Tapi akhirnya gw beli juga itu buku dengan harapan buku ini bakal sama bagusnya ama yang pertama dan kedua. Tapi ternyata, selama separuh jalan gw baca, ini hasilnya:
Status Quo alias datar-datar aja. Nggak ada konflik, nggak ada klimaks-nya. Yah moga deh ntar pas gw selesai baca, tuh novel ternyata ada klimaks-nya. Gotta go, besok hari baru, minggu baru, keedanan baru. Susan Fighting!!!! =D
To Eo: komenmu brisiiiikkkk..hahahahahahahahaa. I lap you still babe!