Apr 22, 2009

The Alchemist

Weeks ago, when I was at Gunung Agung Bookstore Galaxy Mall, I saw a book that catch my attention. Well, the title of the book caught my attention. It is Like the Flowing River by Paulo Coelho. And since it’s an english edition, then the book must be out of the rational price. So I turned to search Paulo Coelho’s other books and I found this book. The Alchemist. I don’t know what exactly the alchemist is, but the translation in the book says that the alchemist is “ahli kimia”. But after I read until the end of the book, I still don’t know what is the relation.

The Alchemist is a story about a kid name Santiago and he is from Spain. He had this one exact dream twice, told him to go to the pyramid in Egypt to find his treasure. In the middle of his journey to find the treasure, he met the alchemist. And the alchemist and also the people he meet during his journey taught him a lot of things he need, to help him find the treasure. Even I don’t completely understand about the whole story (There are some words I never heard before like “Jiwa Buana”? I mean, what is it???), there are great quotations along with the story. And I’m going to quote it for you (Oh, and since I am not a great translator, I’m going to quote it just the way it is.hehe):


Bila seseorang bertemu dengan orang yang sama setiap hari, seperti yang terjadi padanya di seminari, mereka berubah menjadi bagian dari kehidupan orang tadi. Kemudian mereka ingin oran itu berubah. Jika seseorang tidak seperti yang dikehendaki, yang lainnya marah. Setiap orang rupa-rupanya punya ide yang jelas tentang bagaimana orang lain seharusnya menjalani hidup mereka, tapi tak satu pun mengenai kehidupannya sendiri.”

Peramal itu adalah ahli membaca ranting; dia melemparkan ranting-ranting ke tanah, dan menafsirnya berdasar cara jatuhnya. “Aku ini hidup dari meramal masa depan orang,” katanya. “ Aku tahu ilmu ranting, dan aku tahu bagaimana menggunakannya untuk menembus tempat dimana semua sudah tertulis. Di sana, aku dapat membaca masa lalu, mengungkap apa yang telah dilupakan, dan memahami pertanda-pertanda yang ada disini saat ini. Ketika orang-orang meminta nasihatku, aku bukannya membaca masa depan; aku menebak masa depan. Masa depan itu milik Tuhan, dan hanya Dia yang dapat mengungkapkannya, dalam kondisi yang luar biasa. Bagaimana caraku menebak masa depan? Berdasarkan pertanda-pertanda masa kini, Rahasiannya terletak di masa kini, Kalau kamu memperhatikan masa kini, kamu dapat memperbaikinya. Dan bila kamu memperbaiki masa kini, apa yang akan datang kemudian juga akan menjadi lebih baik. Lupakanlah amsa depan, dan jalanilah setiap hari menururt ajaran, percayalah bahwa Tuhan mencintai hamba-hambaNya. Tiap-tiap hari, pada dirinya, membawakan suatu keabadian.” ”


Benda-benda apa ini?” tanya warga suku itu,
“Itu Batu Filsuf dan Obat Hidup. Itu adalah Karya Agung para alkemis. Siapa saja yang menelan obat itu tak akan pernah sakit lagi, dan sepotng pecahan dari batu itu bias mengubah segala macam logam menjadi emas.”
Orang-orang Arab itu menertawai dia, dan sang alkemis pun ikut tertawa. Mereka menganggap jawaban itu lucu.
“Apa engkau sudah gila? Buat apa berbuat begitu?” tanya si bocah pada sang alkemis
“Untuk menunjukkan padamu satu pelajaran sederhana dalam hidup,” jawab sang alkemis. “ Bila kau memiliki harta yang sangat bernilai di dalam dirimu, dan mencoba untuk memberitahu orang lain tentang hal itu, jarang ada yang percaya
.”


And this is the best part; this is not a quotation, it is the prolog:
Alkemis itu mengambil buku yang dibawa seseorang dalam karavan. Membukabuka halamannya, dia menemukan sebuah kisah tentang Narcissus.
Alkemis itu sudah tahu legenda Narcissus, seorang muda yang setiap hari berlutu di dekat sebuha dananu untuk mengagumi keindahannya sendiri. Ia begitu terpesona oleh dirinya hingg, suatu pagi, ia jatuh ke dalam danau itu dan tenggelam. Di titik tempat jatuhnya itu, tumbuh sekuntum bunga yang dinamakan Narcissus.
Tapi bukan dengan itu pengarang mengakhiri ceritanya.
Dia menyatakan bahwa ketika Narcissus mati, dewi-dewi hutan muncul dan mendapati danau tadi, yang semula berupa air segar telah berubah menjadi danau air mata yang asin.
“Mengapa engkau menangis?” tanya dewi-dewi itu,.
“Aku menangisi Narcissus,” jawab danau.
“Oh, tak heranlah jika kau menangisi Narcissus,” kata mereka, “sebab walalu kami selalu mencari dia di hutan, hanya kau saja yang dapat mengagumi keindahannya dar dekat.”
“Tapi…indahkah Narcissus?” tanya danau.
“Siapa yang lebih mengetahuinya dari engkau?” dewi-dewi bertanya heran. “ Didekatmulah ia tiap hari berlutut mengagumi dirinya!:
Danau terdiam beberapa saat. Akhirnya ia berkata:
“Aku menangisi Narcissus, tapi tak pernah kuperhatikan bahwa Narcissus itu indah. Aku menangis karena, setiap ia berlutut di dekat tepianku, aku bias melihat, di kedalaman matanya, pantulan keindahanku sendiri.”
“Kisah yang sungguh memikat,” piker sang alkemis.

Apr 10, 2009

Become a Christian

Everybody knows that this life is an upside down process. Sometimes we are at above, but at some other times we are at the very below. And I think that is the nature of life. Or to be exact, that is life. C’est la vie. When the life is changing over time, I am changing over time too. And of course, I hope I change to be someone better, time to time. But at this very moment, I just realize one thing about one thing that actually-for all these times- shaping me. Without trying to be a fanatic and a bible talker, the thing that actually changes me is the bible and how I build my relationship with God.


I just realize and I admit that in 22 years of my life, I become a “good person” only in the time I build an intimate relationship with God. It means that I read the bible everyday like it is my daily bread, communicate with Him through prayers, and the important thing: do what He says through His bible. And usually when I do that, I am shaped into someone I never knew before. It is like the new me was born. It influence how I act, how I say, how I think, and the most important part is it do influence my attitude toward something. It helps me to accept the things I can not change and encourage me to do something I never thought I can do.


In the time I stay close to my Lord, the river of life is really flowing on me.


In the other hand, I realize that I become someone “bad” in the time I keep a distance with Him. Many reasons make me distracted, make my relationship with God is my last priority. And usually, I become a stubborn person, and I hold on to something too tight which make myself suffer and feel in pain. I can’t let go my past, I can’t let go all the things I know I can’t have, I can’t accept facts I fear I can’t accept.


It feels like I am alone in my own battle of life


I can pronounce myself to be a Christian.
But it won’t give any differences or any meaning if I don’t relate to Him who becomes the essence of the Christianity itself.


Happy Easter everyone of you who celebrate!!! May God be with you always. :)